Guru Inspiratif Medan Belawan Berbagi Pengalaman Kelola Sampah di Sekolah

0
779

Medan – batamtimes.co – Dua guru dari Medan Belawan, Amelia Arif Harahap dari SD Negeri 065009 dan Yudit Santia Hutahaean dari SD Swasta Kusuma Zaitun, memberikan contoh inspiratif dalam pengelolaan sampah di sekolah. Mereka berbagi pengalaman dalam pelatihan fasilitator bank sampah yang diselenggarakan oleh Gema Nirmala Indonesia (GNI) dan Dinas Pendidikan Kota Medan, pada Selasa (4/6).

Amelia Arif Harahap mengungkapkan, sejak 2023, sekolahnya telah mengumpulkan dan mengolah sampah menjadi eco-enzyme dan eco brick. Meskipun upaya ini sudah berjalan, Amelia menyoroti tantangan utama yaitu rendahnya kesadaran warga sekolah. “Sampah bekas jajan anak-anak atau sampah dari guru-guru masih sering terbuang begitu saja,” ujarnya.

Yudit Santia Hutahaean, yang telah mengelola sampah di SDS Kusuma Zaitun sejak 2018, juga menghadapi tantangan serupa. “Selain masalah mindset warga sekolah, kurangnya lokasi pengumpulan dan tidak adanya penjemputan sampah membuat sampah menumpuk dan menimbulkan masalah baru,” tambah Yudit.

Pelatihan yang diadakan di Belawan Coffee ini diikuti oleh para guru dari berbagai sekolah di Medan Belawan. Elisa Purba, Senior Project Officer GNI, menyatakan bahwa program ini adalah bagian dari upaya lebih besar untuk mendirikan bank sampah sekolah di wilayah tersebut. “Kami ingin membantu sekolah mengelola sampah dengan lebih baik dan memberikan manfaat ekonomi,” jelas Elisa.

Ispandi Yusuf, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Kecamatan Medan Belawan, mengapresiasi inisiatif ini. Ia menyatakan bahwa program ini dapat menjadi solusi alternatif dalam penanganan sampah di sekolah dan memberikan manfaat ekonomi bagi sekolah.

Instruktur Berto Sitompul, praktisi ekopedagogi dan pendiri Bank Sampah Mengajar, berharap melalui kegiatan ini sekolah dapat menjadi tempat pendidikan pengelolaan sampah yang efektif. “Modul pelatihan dari Gema Nirmala adalah yang pertama di Indonesia dan sangat tepat menjelang World Environment Day,” kata Berto.

Amelia dan Yudit berharap dengan adanya pelatihan ini, kesadaran dan partisipasi warga sekolah dalam pengelolaan sampah akan meningkat. Mereka berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kesadaran lingkungan di sekolah masing-masing dan menjadikan sampah sebagai sumber daya yang bernilai. (Dedy)

Teks Foto: Instruktur dan para fasilitator berfoto bersama setelah pelatihan selesai.

 

(Red/Dedy Hutajulu)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here