Natuna – Batamtimes.co – Seorang oknum Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Kecamatan Bunguran Tengah, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau berinisial S diduga menonjok siswanya berinisial JS, Sabtu (14/12/2024)
Aksi tak terpuji oknum tersebut dilakukan gegara hal sepele disaat dua siswa berkenderaan berboncengan melewati jalan pintas bekas garukan traktor menuju perumahan sekolah sekira pukul 10.23 WIB siang.
Niatnya hendak mengantarkan undangan pernikahan kepada staf sekolah saat itu.
Akibat tindakan kekerasan tersebut siswa mengalami memar dibagian kening merasa pusing dan sedikit benjol.
Ketua BPD Harapan Jaya Rahmat membenarkan kejadian tersebut dan pihaknya juga telah menerima laporan pengaduan dari pihak keluarga korban untuk dilakukan mediasi kedua belah pihak melibatkan komite sekolah, satgas Perlindungan perempuan dan anak (PPA), Kepala desa, Kamtibmas, Babinsa dan pihak keluarga korban.
” Betul pak, pada hari senin tanggal 16/12/2024Â ada laporan dari 3 siswa berinisial JS,R,M dan 5 saksi serta orang tua korban terkait kekerasan terhadap siswa ke kantor BPD,” tulis Rahmat saat dikonfirmasi batamtimes.co lewat whatsappnya, Rabu (18/12/2024).
Dia mengatakan permasalahan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan dan pelaku kekerasan juga telah mengakui perbuatanya dan meminta maaf berjanji tidak akan mengulangi lagi kekerasan ini dituangkan dalam surat pernyataan tertulisnya bermaterai, tambahnya.
Salah seorang wali siswa enggan disebutkan identitasnya mengungkapkan rasa kecewa dan penyesalan atas kejadian kekerasan menimpa pelajar kelas II (VIII) itu.
Dikatakanya, tindakan kekerasan dan sikap kasar serta arogan yang dilakukan oleh oknum kepsek tersebut sebenarnya sudah banyak yang menjadi korban, hanya saja para pelajar tersebut tak berani melaporkan kepada orangtuanya terlebih ia (oknum) saat menjadi guru.
Setelah kejadian ini mereka barulah mau bercerita kepada orangtuanya beragam tindakan kekerasan dialami mereka mulai dari ditendang dan dipukul namun tak berani melawan.
Dia berharap kepada pihak Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau agar oknum kepsek ini segeralah dipindahkan dengan alasan moral dan etika karena telah menghancurkan kepercayaan siswa terhadap guru dan institusi pendidikan.
Membuat siswa merasa takut, tertekan, dan tidak nyaman dan tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan yang berfokus pada pengembangan karakter.
Bahkan sebagian para wali murid juga merasa khawatir terhadap nilai rapor akan ada intervensi dari pihak kepala sekolah diakhir masa ujian, pasca kekerasan ini, tutupnya.
Laporan/editor : Pohan