batamtimes.co , Taput – Pelebaran jalan nasional Tarutung-Sibolga sepanjang 57,9 km dengan lebar 7 meter segera dilaksanakan secara bertahap yang menelan total biaya senilai Rp298 miliar.
“Kegiatan preservasi dan pelebaran jalan ini menelan total biaya Rp298 miliar yang direncanakan selesai selama tiga tahun, yakni mulai 2017 hingga 2019,” terang Panitia Pelaksana Kegiatan, Saleh Harahap, di tengah agenda ‘ground breaking’ di Desa Sitarealaman, Adiankoting, Taput, Kamis.
Disebutkan, perbaikan akan digelar bertahap sesuai plot dana, yakni tahap pertama sebesar Rp60 miliar untuk panjang jalan sekitar 7 km, tahap kedua senilai Rp138 miliar untuk 25 km lebih, serta tahap akhir berbiaya Rp100 miliar untuk sisanya, yang menggenapi total panjang jalan.
Menurut Saleh, preservasi dan pelebaran jalan tersebut akan dilaksanakan dalam 1080 hari kerja. Dimana, kontrak kerja telah dimulai pada tanggal 19 Desember 2016.
Dalam agenda ‘ground breaking’ yang diikuti Bupati Taput Nikson Nababan, Kapolres AKBP Dudus HD, Kejari Hotma Tambunan, serta perwakilan Balai Besar Jalan Nasional Jhon S Damanik, kegiatan perbaikan jalan tersebut diharapkan untuk mendapat dukungan seluruh pihak.
Bupati Nikson menekankan, seluruh pihak harus mendukung pembangunan yang direalisasikan pemerintah dalam melakukan preservasi dan pelebaran jalan nasional Tarutung-Sibolga tersebut.
“Saya harapkan tidak ada penolakan atas pembangunan ini. Jalan ini akan diperbaiki dan diperlebar menjadi 7 meter dari ukuran sebelumnya yang hanya 4 meter. Seluruh pihak harus mendukung hal ini,” ujarnya.
Menurutnya, kendala yang mungkin saja akan timbul di tengah masyarakat, pasti akan mendapatkan solusi saat pelebaran dan pemeliharaan jalan dilaksanakan.
“Tetapi harapan saya, awal pelebaran sebaiknya dimulai dari simpang tiga jalan Sisingamangaraja dan jalan Putri Lopian. Bukan dari batas gapura, seperti yang disebutkan pihak Balai Besar Jalan Nasional,” sebutnya.
Selama ini, kata dia, persoalan sempitnya ruas jalan Tarutung-Sibolga telah menyebabkan sejumlah persoalan lalulintas. Baik itu, soal kerentanan terjadinya kecelakaan serta antrian panjang kendaraan yang langsung mengular ketika ada lakalantas yang terjadi.
Senada diungkapkan Kapolres Taput, AKBP Dudus yang menyatakan bahwa, berdasarkan data, peristiwa lakalantas yang terjadi di ruas jalan Tarutung-Sibolga yang sempit memang terbilang tinggi.
“Memang, di ruas jalan ini peristiwa lakalantas lumayan tinggi akibat permukaan jalan yang berlobang, utamanya karena badan jalan yang sempit. Makanya, kita pasti akan mendukung penuh proyek preservasi dan pelebaran jalan ini,” tukasnya.
(red/antara)