batamtimes.co,Batam-Komandan Skadron 11 Lanud Hasanuddin Makassar Letnan Kolonel Vincentius Endy HP mengatakan, penempatan empat Sukhoi di Batam guna mengurangi pelanggaran pesawat asing. Pesawat tempur dengan sandi Operasi Tangkis Sergap itu diyakini efektif mengurangi pelanggaran kedaulatan udara wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)
Semula pesawat tujuan Singapura dan Malaysia banyak yang memotong jalur dengan melewati udara Natuna. “Kini jumlahnya sudah menurun, mereka berbelok melalui jalur luar Natuna,” kata Vicentius Endy di Batam, Jumat 25 September 2015.
Operasi yang dilaksanakan sejak 16 September tersebut melibatkan empat pesawat Sukhoi masing-masing dua SU-30 dan dua SU-27 Skadron 11 Makassar. Selama operasi, Endy mengatakan ada sejumlah pesawat baik militer ataupun sipil yang melanggar wilayah udara Republik Indonesia khususnya di Natuna.
“Hari ini juga masih ada. Namun pesawat itu tidak lagi memotong jalur di sekitar Matak (Kepulauan Anambas-red). Mereka melewati sisi-sisi luar wilayah Natuna. Saat kami kejar langsung keluar,” kata Vicentius Endy.
Keberadaan Sukhoi di Batam, kata dia, membuat pesawat-pesawat asing merasa diawasi dan tidak seenaknya melewati wilayah Indonesia tanpa izin. “Pesawat ini (Sukhoi) sangat mumpuni. Sehingga pesawat yang tidak dikenal tak seenaknya melintas wilayah Indonesia lagi,” kata dia.
Dia belum mengetahui sampai kapan operasi pengamanan udara dari Batam. Jika masih ada pelanggaran negara akan melayangkan protes ke pesawat-pesawat yang masih melanggar. “Tentu ada cara yang akan ditempuh pemerintah. Nota protes pasti akan dilayangkan,” kata Endy.
Sebagai penerbang pesawat tempur Vicentius Endy menyambut baik rencana pemerintah membeli pesawat Sukhoi SU-35 untuk menambah kekuatan TNI Angkatan Udara.
“Kami sangat mendukung rencana pemerintah karena akan sangat mendukung pengamanan wilayah udara NKRI. Yang pasti wilayah udara Indonesia akan semakin terjaga,” kata Vicentius Enny (Antara)